NAMA : RIVALNO
NPM :
26212494
KELAS : 4EB12
MATA KULIAH : AKUNTANSI
INTERNASIONAL
Bab 11
“Manajemen Risiko Keuangan”
“Manajemen Risiko Keuangan”
PENTINGNYA
MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
Tujuan manajemen risiko
keuangan dalam tingkatan risiko individu
adalah untuk mengurangi peluang meningkatnya kerugian yang berasal dari
perubahan-perubahan yang tidak diperkirakan pada harga mata uang, kredit,
komoditas, dan ekuitas.
Pertumbuhan cepat
layanan manajemen risiko menyatakan bahwa manajemen dapat meningkatkan nilai
firma dengan mengatur risiko keuangan. Selain itu, investor dan pemegang saham
lainnya terus-menerus mengharapkan manajer keuangan untuk mengenali dan secara
aktif melakukan manajemen risiko pasar. Jika nilai perusahaan tersebut sama
dengan nilai terkini dari arus kasnya di masa depan, manajemen eksposur aktif
dapat dibenarkan dengan beberapa manfaat, yaitu :
a)
Manajemen eksposur dapat membantu
menstabilkan arus kas yang diinginkan suatu perushaan.
b)
Manajemen eksposur aktif memungkinkan
sebuah firma untuk memfokuskan diri pada risiko bisnis utamanya.
c)
Pemilik utang, pegawai, dan pelanggan
juga memperoleh keuntungan dengan adanya manajemen eksposur.
d)
Produk derivatif dapat memungkinkan dana
pensiun pemimpin perusahaan untuk menikmati keuntungan yang lebih besar dengan
berinvestasi pada instrument tertentu tanpa harus benar-benar membeli atau
menjual instrument pokok
PERAN
AKUNTANSI
Para akuntan manajemen
memerankan peran penting dalam proses manajemen risiko. Mereka membantu
mengenali risiko pasar yang mungkin terjadi, mengukur trade off, memberikan
penjelasan atas produk-produk pencegahan risiko tertentu dan menilai
keefektifan program pencegahan risiko ini.
a)
Mengenali risiko pasar
Pemetaan risiko
merupakan kerangka kerja yang berguna untuk mengenali beragam jenis risiko
pasar yang mungkin terjadi. Kerangka kerja dimulai dengan memeriksa hubungan
antara risiko pasar dengan value drivers sebuah perusahaan dengan pesaingnya.
Value driver smengacu pada kondisi keuangan utama dan perihal kinerja
operasional yang mempengaruhi suatu perusahaan. Risiko pasar meliputi: risiko
valuta dan risiko suku bunga, serta risiko harga komoditas dan ekuitas.
b)
Mengukur trade off
Mengukur trade off yang
berhubungan dengan alternatif dalam merespon suatu risiko. Manajemen dapat
memilih untuk tetap menghadapi risiko daripada melakukan pencegahan jika biaya
perlindungan risiko lebih tinggi daripada keuntungannya.
c)
Manajemen risiko di dunia nilai tukar
mengambang
Dalam analisis ini
ditekankan pada perubahan nilai tukar. Ada tiga alasan yang mendasari hal ini,
yaitu:
o
Nilai tukar merupakan bentuk risiko umum
dihadapi perusahaan diberbagai negara.
o
Eksekutif keuangan yang berpengalaman
menyatakan bahwa risiko valuta adalah salah satu risko eksternal yang paling
sulit dan harus ditangani manajer keuangan.
o
Konsep manajemen risiko dan perlakuan
akuntansi asosiasi terhadap risiko valuta asing bersifat sejajar dengan yang
digunakan untuk risiko suku bunga, harga komoditas, dan harga ekuitas.
Dalam dunia nilai tukar
mengambang, manajemen risiko terdiri atas:
a.
Mengantisipasi pergerakan nilai tukar
b.
Mengukur pemajanan perusahaan terhadap
risiko bursa
c.
Merancang strategi perlindungan yang
sesuai
d.
Membangun kembali manajemen risiko
internal
Meramalkan
Perubahan Nilai Tukar
Dalam mengembangakan
program manajemen risiko bursa, manajer keuangan memiliki informasi tentang
arah, waktu, dan besarnya perubahan nilai tukar. Jika mengetahui prospek nilai
tukar, manajer keuangan dapat menyusun pengukuran pertahanan dengan lebih
efektif dan efisien. Namun, ketepatan yang pasti dalam memperkirakan pergerakan
mata uang masih sulit.
Akuntan harus dapat
mengembangkan sistem yang dapat mengumpulkan dan memproses informasi yang
tepat, lengkap mengenai segala sesuatu yang berhubungan pergerakan nilai tukar.
Sistem yang menggabungkan informasi yang disediakan oleh layanan perkiraan
eksternal, publikasi keuangan yang mengikuti pergerakan mata uang, dan kontrak
harian dengan dealer mata uang.
Mengukur
Pemajanan
Proses penyusunan
permasalahan perusahaan untuk mengurangi akibat perubahan nilai tukar yang
merugikan memerlukan informasi mengenai pemajanannya terhadap risiko kurs
valuta asing. Eksposur valuta asing muncul ketika perubahan kurs valuta asing
merubah nilai asset bersih, pendapatan, dan arus kas suatu perusahaan.
Pengukuran akuntansi tradisional akan eksposur valuta asing memusatkan pada dua
jenis pemajanan besar: translasi dan transaksi.
Pemajanan
translasi
Pemajanan translasi
mengukur dampak perubahan kurs valuta asing terhadap kesetaraan mata uang dalam
negeri dari asset dan kewajiban mata uang asing suatu perusahaan. Pemajanan
translasi dapat diukur dengan mengambil perbedaan antara asset dan kewajiban
mata uang asing terbuka oleh suatu perusahaan.
Kelebihan asset terbuka
akan kewajiban terbuka (yaitu perihal mata uang asing yang ditranslasikan pada
nilai tukar terkini) menyebabkan posisi asset terbuka bersih. Hal ini kadang dianggap sebagai pemajanan positif.
Devaluasi mata uang asing yang terhadap mata uang pelaporan menghasilkan
kerugian translasi. Sebaliknya, suatu perusahaan memiliki posisi kewajiban
terbuka bersih , atau pemanjanan negative, ketika kewajiban terbuka melebihi
asset terbuka . dalam keadaan ini devaluasi mata uang asing menyebabkan
keuntungan translasi dan revaluasi menyebabkan kerugian translasi.
AKUNTANSI
VS EKSPOSUR EKONOMI
Kerangka kerja
pelaporan yang telah digambarkan sebelumnya menyoroti pemajanan suatu
perusahaan terhadap risiko valuta asing yang bisa terjadi kapan pun. Namun
pelaporan pemajanan translasi dan pemajanan transaksi tidaklah mengukur
eksposur ekonomi peusahaan yang bersangkutan. Eksposur ekonomi adalah dampak
dari perubahan nilai mata uang terhadap kinerja dan arus kas perusahaan di masa
yang akan datang. Dari waktu ke waktu semakin banyak perusahaan yang membedakan
antara pemajanan yang statis dan pemajanan yang mengalir alami.
Dugaan eksposur ekonomi
mengakui bahwa perubahan nilai tukar berdampak pada posisi kompetitif
perusahaan dengan mengubah harga-harga input dan output yang berhubungan dengan
harga-harga perusahaan asing pesaingnya. Misalnya, sebuah perusahaan Filipina
mendapatkan buruh dan bahan produksinya dari dalam negeri. Devaluasi Filipina
terhadap mata uang asing lainnya dapat meningkatkan posisi anak perusahaan.
Anak perusahaan ini dapat meningkatkan ekspornya ke Australian dan Amerika
Serikat karena peso yang mengalami devaluasi akan membuat barang-barang
produksinya lebih murah dalam dolar Australia dan AS. Penjualan dalam negeripun
dapat meningkat karena devaluasi peso akan membuat barang-barang impor lebih
mahal dari mata uang lokal.
Perusahaan dapat
memilih pencegahan risiko dengan cara:
a.
Memilih untuk memindahkan tempat
produksi untuk mengurangi pemajanan operasional bisnis, namun kegiatan ini
membutuhkan skala ekonomi yang forgoing, yang dapat mengurangi nilai pendapatan
bisnis yang diharapkan.
b.
Perusahaan induk menggunakan portofolio
untuk mengurangi risiko dengan memilih bisnis yang memiliki pemajanan pengganti
kerugian.
STRATEGI
PERLINDUNGAN
Setelah pemajanan
valuta asing di ukur, langkah selanjutnya adalah merancang strategi pencegahan
risiko yang akan mengurangi atau menghilangkan pemajanan tersebut. ada beberapa
strategi untuk mengatasi pemajanan valuta asing:
a.
Lindung nilai neraca
Lindung nilai neraca
dapat mengurangi pemajanan suatu perusahaan dengan menyesuaikan level dan
denominasi moneter dari asset dan kewajiban perusahaan. Contohnya, meningkatnya
neraca kas dalam mata uang asing dapat mengganti kerugian penurunan suku bunga
dan pendapatan pada instrument pendapatan tetap dalam negeri. Metode lain untuk
pencegahan risiko pemajanan positif anak perusahaan yang berlokasi di Negara
mudah devaluasi adalah
o
Menjaga neraca kas mata uang lokal pada
level minimum yang dibutuhkan untuk mendukung operasi tahun berjalan.
o
Mengirimkan kembali keuntungan pada
perusahaan induk diatas nilai yang dibutuhkan untuk pelunasan modal.
o
Mempercepat (memimpin) pengumpulan
piutang mata uang lokal yang belum dilunasi.
o
Menangguhkan (menambah lama) pembayaran
utang mata uang lokal.
o
Mempercepat pembayaran mata uang luar
negeri.
o
Menginvestasi kelebihan kas pada
inventaris dan asset uang lokal yang sekiranya tidak akan membuat devaluasi
terjadi.
o
Menginvestasikan dalam asset asing mata
uang yang kuat.
b.
Pencegahan risko opeasional
Bentuk perlindungan
risiko terpusat pada variable yang berpengaruh pada pendapatan dan pengeluaran
mata uang asing. Peningkatan harga jual (untuk penjualan yang terfaktur dalam
mata uang rentan devaluasi) dalam proporsi penurunan mata uang antisipasi dapat
membantu melindungi margin kotor yang ditargetkan. Salah satunya dengan
memfakturkan ke mata uang yang kuat. Lindung nilai struktural juga mencakup
relokasi tempat manufaktur untuk mengurangi potensi risiko yang dihadapi
perusahaan atau mengubah negara yang menjadi sumber bahan mentah dan komponen
manufaktur. Namun, Pencegahan risiko neraca dan operasional mememakan biaya.
c.
Pencegahan risko kontraktual .
Ragam pencegahan risiko
kontraktual telah dikembangkan untuk memberikan fleksibelitas pada manajer dan
melakukan manajemen eksposur valuta asing.
AKUNTANSI
UNTUK PRODUK LINDUNG NILAI
Produk lindung nilai
kontraktual merupakan kontrak atau instrument keuangan yang memungkinkan
penggunanya untuk mengurangi, menghilangkan, atau sebaliknya mnegalihkan risiko
pasar kepada orang lain.
Pengetahuan tentang
aturan-aturan menejemen akuntansi berkenaan dengan derivative merupakan hal
yang penting ketika kita sedang merancang strategi lindung nilai yang efektif
untuk perusahaan. Untuk memahami seberapa penting auntansi lindung nilai, kita
menggambarkan beberapa praktik akuntansi lindung nilai dasar. Pertama-ama,
tinjaulan komponen dasar dari laporan keuangan (pajak hilang).
Para analisis biaya
berfokus pada pendapatan operasional dalam mengevaluasi seberapa baik manajemen
dalam menjalankan bisnis intinya. Pendapatan bersih terdiri atas dampak pembauran
dari kejadian-kejadian yang tidak biasa.
Perlakuan akuntansi
pada derivatif keuangan yang mendapat sambutan secara operasional adalah
menandai produk untuk dipasarkan dengan keuntungan atau kerugian yang dianggap
sebagai komponen pendapatan non-operasional.
Masalah akuntansi
terkait dengan produk lindung nilai terkait dengan valuta asing memiliki
hubungan dengan pengakuan, pengukuran dan pengungkapan. Pengakuan memiliki arti
apakah instrumen lindung nilai harus dianggap sebagai asset atau kewajiban dalam
laporan keuangan.
KONTAK
VALUTA ASING BERJANGKA
Pengimpor dan
pengekspor biasanya mengguna
kan kontrak valuta asing berjangka ketika
barang-barang yang akan difaktur dalam mata uanag asing dibeli dari atau dijual
kepada pihak asing. Kontrak berjangka ini menjadi kompensasi atas risiko
keuntungan atau kerugian transaksi ketika nilai tukar turun naik antara tanggal
transaksi dan penyelesaian. Kontrak berjangka juga melindungi nilai mata uang
asing antisipasi yang dapat dibayar atau dibayarkan kembali (kesepakatan mata
uang asing) dan dapat digunakan untuk pertukaran yang diatur dan karenanya
bersifat kurang likuid daripada kontrak-kontrak lainnya. Dengan kata lain,
kontrak ini bersifat fleksibel dalam jumlah dan waktunya.
Kontak valuta asing
berjangka adalah kesepakatan untuk mengirim atau menerima sejumlah mata uang
asing untuk ditukar dengan mata uang dalam negeri, di tanggal yang akan datang,
dengan nilai tukar yang ditentukan yang disebut dengan nilai berjangka.
PERLAKUAN
AKUNTANSI AKAN KONTRAK BERJANGKA
|
Untung / rugi
|
Diskon/ premi
|
Transaksi
mata uang asing yang belum diselesaikan kesepakatan mata uang asing yang
dapat diidentifikasi posisi aset(kewajiban) bersih terbuka
a.
Mata uang asing adalah mata uang fungsional
b.
Mata uang induk adalah mata uang fungsional
spekulasi
|
Diakui
dalam pemasukan saat ini
Diakui
dalam pemasukan saat ini
Diungkap
dalam komponen terpisah dari ekuitas terkonsolidasi
Diakui
dalam pemasukan saat ini
|
Diakui
dalam pemasukan saat ini
Diakui
dalam pemasukan saat ini
Perlakuan
yang sama seperti untung/rugi yang berhubungan, atau pemasukan kini
Diakui
dalam pemasukan saat ini
|
OPSI
KEUANGAN
Kontrak ijon keuangan
(futures contract) adalah hal yang serupa dengan kontrak berjangka (forward
contract). Seperti halnya kontrak berjangka, kontrak ijon merupakan kesepakatan
untuk membeli atau mengirim sejumlah mata uang asing pada tanggal di masa yang akan datang dengan
harga yang ditetapkan. Kemungkinan lainnya adalah, kontrak ijon dapat
memungkinkan penyelesaian kas dari pada pengiriman dan dapat dibatalkan sebelum
pengiriman dengan membuat kontrak koompensasi untuk instrumen kuangan yang
sama.
Cara kerja kontrak
ijon, jika alpha corporation meminjam yen selama 3 bulan dan ingin melindungi
dirinya dari apresiasi yen sebelum jatuh tempo, perusahaan ini dapat membeli
kontrak ijon untuk menrima jumlah yen yang setara dalam 90 hari. Apresiasi yen
ini dapat menyebabkan keuntungan pada kontrak ijon, menjadi kompensasi kerugian
pinjeman yen.
OPSI
MATA UANG
Opsi mata uang
memberikan hak pada pembeli untuk membeli (tarif) atau menjual (tawar) mata
uang dari penjual (penulis) dengan harga yang ditentukan (pengacau) pada atau
sebelum tanggal yang ditentukan (strike). Opsi tipe Eropa hanya dapat
dilaksanakan pada tanggal berakhirnya. Opsi tipe Amerika dapat dilaksanakan
kapan pun hingga dan termasuk tanggal berakhirnya.
Pembeli hak tarik
membayar premi untuk opsi dan keuntungan
jika harga aset pokok melebihi harga pangacau pada saat jatuh tempo. Pembeli
hak tawar memperoleh keuntungan jika harga jatuh dibawah harga pengacau pada
akhir periode.Opsi mata uang juga bisa digunakan untuk mengatur pendapatan.
Anggaplah bahwa seorang penjual opsi meyakini bahwa nilai euro akan naik dalam
waktu tertentu.
SWAP
MATA UANG
Swap mata uang terdiri
atas perubahan kini dan nanti dari dua mata uang yang berbeda pada kurs yang
ditetapkan sebelumnya. Swap mata uang memungkinkan perusahaan untuk mengakses
pasar modal yang tadinya tidak dapat diakses dengan biaya yang layak. Swap mata
uang juga memungkinkan sebuah perusahaan untuk menjalankan lindung nilai
terhadap risiko nilai tukar yang muncul dari bisnis internasional.
Alpha Corporation
(perusahaan multinasional yang berpusat di Inggris) ingin meningkatkan
10.000.000 dari utang nilai tetap dalam poundsterling Inggris untuk membiayai
perusahaan baru yang didirikan di London, Alpha secara relatif belum dikenal
oleh investor Inggris. Hal yang sama juga terjadi pada Beta Company yang
berlokasi di Inggris. Perusahaan ini ingin membiayai anak perusahaan yang ada
di New York dengan jumlah modal dolar yang serupa. Dalam situasi ini Bank Gamma
dapat mengakomodasi dua perusahaan tersebut dengan melakukan swap mata uang
dolar AS/ poundsterling Inggris. Jika
nilai tukar swap 1,00 dolar = 0,66 poundsterling (keduanya pada masa awal dan
masa jatuh tempo); waktu swap tersebut adalah 5 tahun, dan swap ini menentukan
suku bunga sebanyak 10% dalam poundsterling dan 8% dalam dolar. Pola arus kas,
pada masa awal Alpha Corporation menukar 10.000.000 dolar untuk 6.600.000
poundsterling daru Beta Company. Anggaplah bunga yang dibayar pertahun. Alpha
membayar 660.000 poundsterling pada Beta setiap tahun. Dan beta membayar
800.000 dolar pada Alpha.
Sebagai hasil transaski
swap ini, baik Alpha Corporation dan Beta Company, Ltd. telah bisa mengakses
dana dalam pasar yang secara relatif tidak bisa diakses, dan keduanya bisa
mengakses biaya tanpa mengeluarkan biaya risiko nilai tukar. Perusahaan
berutang pada keuntungan-keutungan komparatifnya saat melakukan pnjaman di
pasar dalam negerinya, sehingga kedua perusahaan telah mendapatkan pinjaman
mata uang asing dengan harga yang lebih rendah dari pada degan cara lain.
PERLAKUAN
AKUNTANSI
Badan Standar Akuntansi
Keuangan mengeluarkan FAS no. 133, dan diamandemen oleh FAS 138 dan diperjelas
oleh FAS 149, untuk memberikan sebuah pendekatan yang menyeluruh terhadap
akuntansi bagi transaksi derivative dan lindung nilai. IAS 39, yang baru-baru
ini direvisi, berisi petunjuk-petunjuk sama yang memberikan, untuk pertama
kalinya, panduan universal mengenai akuntansi dalam keuangan derivatif. Meski
kedua ketetapan ini memiliki tujuan yang sama, standar-standar ini rincian panduan
penerapannya berbeda.
Sebelum standar dibuat,
standar akuntansi global untuk produk derivatif tidak lengkap, tidak konsisten
dan dikembangkan secara bertahap. Sebagian besar instrument keuangan, yang
sifatnya dapat dieksekusi, diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca.
Kemudian FASB menerbitkan FAS No.133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada
bulan April 2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang komprehensif atas
akuntansi untuk transaksi derivatif dan lindung nilai. IFRS No. 39 (revisi) berisi
panduan yang untuk pertama kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap
akuntansi untuk derivatif keuangan.
Provisi dasar
standara-standar ini adalah
a.
Semua instrumen derivatif harus
dilaporkan dalam neraca sebagai aset dan kewajiban. Pos-pos tersebut harus
dicatat dengan nilai wajar, termasuk pos-pos yang disimpan dalam kontrak
penyelenggara yang tidak dijabarkan dengan nilai yang seimbang.
b.
Laba dan rugi dari perubahan-perubahan
dalam nilai yang seimbang dari instrumen derivatif bukanlah termasuk aset dan kewajiban. Laba
dan rugi secara otomatis termasuk ke dalam pendapatan jika laba dan rugi
tersebut tidak berperan sebagai lindung nilai.
c.
Lindung nilai harus sangar efektif untuk
memenuhi syarat perlakuan akuntansi khusus.
d.
Hubungan lindung nilai harus dicatat
secara keseluruhan untuk keuntungan
pembaca laporan.
e.
Laba dan rugi lindung nilai investasi
bersih mata uang asing scara langsung dilaporkan dalam pendapatan komperhensif
lainnya. Laba rugi ini setelah itu diklasifikasi lagi kedalam pemasukan saat
ini ketika anak perusahaan terjual atau dilikuidasi.
f.
Laba atau rugi dalam lindung nilai arus
kas yang belum pasti, seperti penjualan ekspor yang diperkirakan, secara
langsung dianggap sebagai elemen pendapatan komperhensif. Laba rugi termasuk
pendapatan ketika transaksi yang diperkirakan memengaruhi pendapatan.
MASALAH-MASALAH
PRAKTIS
Meskipun panduan
pelaksanaan yang dikeluarkan oleh FASB dan IASB telah berperan dalam
menjelaskan pengakuan dan pengukuran derivatif, beberapa masalah masih tersisa.
Masalah pertama berhubungan dengan penentuan nlai wajar. Wallace memperkirakan
bahwa ada 64 hitungan yang mungkin dipakai dalam mengukur perubahan nilai wajar
dari risikoyang dicegah dan instrumen lindung nilai. Dia menemukan empata cara
untuk mengukur perubahan nilai wajar dari risiko-risiko yang dicegah, yaitu:
a.
Nilai pasar seimbang
b.
Penggunaan nilai tukar spot-to-spot
c.
Penggunaan nilai tukar
forward-to-forward
d. Penggunaan
model penetapan harga opsi
Kerumitan pelaporan
keuangan juga muncu jika lindung nilai tidak dianggap begitu efektif dalam
mengompensasi risiko valuta asingnya. Namun, ‘begitu efektif’ merupakan
anggapan yang subjektif. Dalam teorinya, begitu efektif berarti korelasi negatif
yang sempurna antara perubahan nilai atau arus kas suatu derivatif dan
perubahan dalam nilai atau arus kas dari pos-pos yang nilainya dilindungi. Hal
ini menunjukan lingkupan perubahan nilai derivatif yang dapat diterima.
LINDUNG
NILAI ASET DAN KEWAJIBAN YANG DIAKUI ATAU KESEPAKATAN PERUSAHAAN YANG TIDAK
DIAKUI
Ketika anak perusahaan
asing dengan posisi asset terbuka bersih dikonsolidasi dengan perusahaan
induknya, kerugian translasi akan terjadi jika mata uang asing kehilangan nilai
terhadap mata uang yang digunakan perusahaan induk. Kerugian translasi juga
muncul jika anak perusahaan di luar negeri memiliki posisi kewajiban terbuka
bersih dan nilai mata uang asingnya meningkat terhadap mata uang induk. Satu
cara untuk mengurangi kerugian semacam ini adalah dengan membeli kontrak
berjangka. Strateginya adalah untuk mendapatkan keuntungan transaksi yang
dicapai pada kerugian translasi kompensasi kontrak berjangka.
Sebagai contoh
anggaplah bahwa anak perusahaan AS yang berlokasi di Jepang memiliki posisi kewajiban terbuka
bersih senilai JYP 135.000.000 pada 30 Sep. mata uang fungsionalnya adalah
dolar. Untuk memperkecil terjadinya kerugian translasi yang dipicu oleh
apresiasi yen yang tidak terduga, perusahaan induk AS membeli kontrak berjangka
untuk menerima 135.000.000 yen dalam 90 hari pada nilai berjangka sebesar
$0,008570. Nilai tukar pada akhir tahun adalah sebagai berikut:
30 september spot = $ 0,008505
30 september 90 hari
berjangka = $0,008570
31 Des spot = $0,008640
Keuntungan atas kontrak
forward secara efektif telah mengimbangi devaluasi nilai peso. Perkiraan margin
kotor dan laba operasi dapat dibuat. Diskon kontrak forward merupakan biaya
atas lindung nilai risiko valas.
Perlakuan akuntansi
yang sama dapat terjadi jika eksportir kanada tersebut melakukan perjanjian
penjualan pada tanggal 1 September untuk mengirimkan barang dan menerima
pebayaran sebesar Rp 1.000.000 dari importir Meksiko dalam 3 bulan ke depan,
dan untuk mengirimkan barang segera dan menunggu beberapa saat untuk menerima
pembayaran. Jenis kontrak wajib ini dikenal sebagai komitmen mata uang asing.
Di lain pihak, tampilan
di atas juga dapat terjadi dalam bentuk perkiraan akan dilakukan penjualan
ekspor. Harapan ini bukanlah hasil dari transaksi masa lalu ataupun juga bukan
hasil dari komitmen penjualan perusahaan. Ini merupakan bentuk arus kas masa
depan yang tidak pasti (antisipasi transaksi). Dengan demikian, keuntungan atau
kerugian atas kontrak forward untuk melakukan lindung nilai terhadap perkiraan
penerimaan dalam peso pada awalnya akan dicatat dalam ekuitas sebagai bagian
dari laba komprehensif. Jumlah ini akan direklasifikasikan menjadi laba kini di
dalam periode saat penjualan ekspor benar-benar dilakukan.
Jika pada tanggal 1 Sep
sebuah perusahaan Kanada menjual dengan angsuran barang-barang kepada importir
Meksiko sebesar 1 juta peso Meksiko (MXP). Perubahan nilai tukar Kanada/ Peso
adalah sebesar CAD 0,13 = MXP 1. Pada 1 Des menjadi CAD 0,11 = MXP 1. Eksportir
Kanada berharap menerima CAD 140.000 untuk MXP 1.000.000 yang diutangkan jika nilai spot tetap tidak berubah hingga 1
Des. Untuk menghindari menerima kurang
dari CAD 140.000 jika peso sebelum 1 Des kehilangan nilai, eksportir
Kanada melakukan kontrak berjangka pada 1 Sep
untuk mengirimkan MXP 1.000.000
untuk dolar Kanada pada 1 Des dengan
nilai berjangka sebesar CAD 0,13 = MXP 1.
BERSPEKULASI
DALAM MATA UANG ASING
Peluang muncul untuk
mempertinggi pendapatan yang dilaporkan dengan menggunakan kontrak berjangka
dan kontrak opsi dalam pasar valuta asing.kontrak berjangka yang dibeli ketika
spekulasi dicatat di awal pada nilai berjangka. Nilai berjangka adalah
indikator terbaik dari nilai spot yang akan berlaku ketika jatuh tempo.
Perlakuan akuntansi
untuk instrumen mata uang asing lainnya yang dibahas adalah mirip dengan
perlakuan untuk kontrak forward. Perlakuan akuntansi yang dibahas di sini
berdasarkan pada sifat aktifitas lindung nilai yaitu apakah derivatif
melindungi nilai komitmen perusahaan, transaksi yang akan terjadi, investasi
bersih pada operasi luar negeri, dan sebagainya.
PENGUNGKAPAN
Sebelum adanya
ketetapan seperti FAS 133 dan IAS 39, pengungkapan keuangan perusahaan tidak
memberikan para pembaca laporan, apakah atau sejauh manakah manajemen telah
menjalankan kontrak derivative. Memperkirakan dampak yang mungkin terjadi
terhadap kinerja yang dilaporkan dan kompleksitas risiko yang dihadapi
perusahaan merupakan hal yang sulit. Pengungkapan yang diwajibkan oleh FAS 133
dan IAS 39 sangatlah membantu proses perkiraan ini. Pengungkapan itu antara
lain:
o
Tujuan dan strategi manajemen resiko
untuk melakukan transaksi lindung nilai
o
Deskripsi pos – pos yang nilainya
dilindungi.
o
Pengenalan risiko pasar sebuah perusahaan yang dicegah.
o
Deskripsi mengenai instrumen lindung
nilai.
o
Jumlah yang tidak dimasukkan dalam
pengkajian keefektifan lindung nilai.
o
Pembenaran apriori bahwa hubungan
perlindungan nilai akan sangat efektif
untuk meminimalkan risiko pasar.
o
Pengkajian perlindungan nilai yang
berkelanjutan dari semua derivatif yang digunakan selama periode ini.
Kendali
Keuangan
Strategi manajemen
risiko harus mengevaluasi keefektifan dari program lindung nilai. Masukan dari
sistem evaluasi yang meneluruh dapat membantu membangun pengalaman
institutional dalam praktik manajemen risiko. Penaksiran kinerja dari program
manajemen risiko juga memberikan informasi jika strategi yang ada tidaklah lagi
sesuai.
Poin
kendali keuangan
Ada beberapa area di
mana sistem evaluasi dapat berjalan lancer. Area-area in terdiri atas, tetapi
juga tidak terbatas pada, bendahara perusahaan, pembelian dan anak perusahaan
luar negeri. Kendali bendahara perusahaan memperkirakan kinerja program
manajemen risiko pertukaran total. Perkiraannya antara lain lengukur semua
pemajanan yang telah diatur, menemukan lindung nilai yang digunakan, dan
melaporkan hasil dari lindung nilai. Sistem evaluasi seperti ini juga
melibatkan pencatatan tentang bagaimana dan seberapa jauh bendahara perusahaan
membantu unit bisnis lain dalam organisasinya.
TOLAK
UKUR YANG SESUAI
Tujuan dari manajemen
resiko adalah untuk mencapai keseimbangan antara pengurangan resiko dan
biaya-biaya. Oleh karena itulah, standar yang sesuai dan digunakan untuk
menilai kinerja yang sebenarnya merupakan unsur penting dalam sistem penilaian
kinerja mana pun. Took ukur ini harus ditentukan dari awal dalam program
perlindungan mana pun dan harus berdasarkan pada konsep biaya peluang.
Ketika program
manajemen risiko valuta asing dibuat terpusat, tolok ukur yang sesuai digunakan
untuk membandingkan keberhasilan perlindungan risiko perusahaan akan menjadi
program yang dapat dilaksanakan oleh manajer-manajer lokal.
SISTEM
PELAPORAN
Sistem pelaporan resiko
keuangan harus dapat merekonsiliasikan sistem pelaporan internal dan eksternal.
Kegiatan manajemen resiko memiliki orientasi kedepan. Namun pada akhirnya
mereka harus merekonsiliasikan dengan pengukuran potensi resiko dan akun-akun keuangan
untuk keperluan pelaporan eksternal. Biasanya jatuh di bawah yurisdiksi
departemen pengatur perusahaan. Pendekatan tim bersifat paling efektif dalam
menentukan tujuan risiko keuangan, standar kinerja, dan sistem pengawasan serta
sistem palaporan. Manajemen risiko keuangan merupakan contoh utama dari hal di
mana keuangan dan akuntansi perusahaan terkait erat.
SUMBER
:
Frederick D.S Choi,
Gary K. Meek, International Accounting, Buku 2 Edisi 6, Penerbit: Salemba Empat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar