1.
Jika peredaran uang di Indonesia dianggap dapat menimbulkan INFLASI maka
Bank Indonesia sebagai pelaksana Kebijakan Moneter adalah
melakukan tindakan apa saja?
Sebelum
kita membahas tentang kebijakan BI untuk melakukan tindakan terhadap masalah
Inflasi mari kita lihat dulu tujuan dan tugas BI saat ini :
Tujuan BI adalah
mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut
BI mempunyai 3 tugas utama, yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan
moneter, mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran, serta mengatur dan
mengawasi bank. Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
tersebut, BI berwenang menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan
sasaran laju inflasi yang ditetapkan. Perlu dikemukakan bahwa tugas pokok BI
berubah sejak diterapkannya undang-undang tersebut, yaitu dari multiple
objective (mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan memelihara
kestabilan nilai rupiah) menjadi single objective (mencapai dan memelihara kestabilan
nilai rupiah). Dengan demikian tingkat keberhasilan BI akan lebih mudah diukur
dan dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Mari
kita bahas tentang masalah inflasi dan tindakan BI terhadap masalah Inflasi
yang terjadi di Negara Kesatuan Republik
Indonesia
:
Kestabilan nilai rupiah tercermin dari
tingkat inflasi dan nilai tukar yang terjadi.
Tingkat inflasi tercermin dari naiknya harga barang-barang secara umum.
Faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu tekanan
inflasi yang berasal dari sisi permintaan dan dari sisi penawaran. Dalam hal
ini, BI hanya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi tekanan inflasi yang
berasal dari 2 sisi permintaan, sedangkan tekanan inflasi dari
sisi penawaran (bencana alam, musim kemarau, distribusi tidak lancar, dll)
sepenuhnya berada diluar pengendalian BI. Oleh karena itu, untuk dapat mencapai
dan menjaga tingkat inflasi yang rendah dan stabil, diperlukan adanya kerjasama
dan komitmen dari seluruh pelaku ekonomi, baik pemerintah maupun swasta. Tanpa
dukungan dan komitmen tersebut niscaya tingkat inflasi yang sangat tinggi
selama ini akan sulit dikendalikan. Selanjutnya nilai tukar rupiah sepenuhnya
ditetapkan oleh kekuatan permintaan dan panawaran yang terjadi di pasar. Apa
yang dapat dilakukan oleh BI adalah menjaga agar nilai rupiah tidak terlalu
berfluktuasi secara tajam.
Seperti
dikemukakan diatas bahwa kontrol BI atas inflasi sangat terbatas, karena
inflasi dipengaruhi oleh banyak faktor. Oleh karena itu, BI selalu melakukan assessment
terhadap perkembangan perekonomian, khususnya terhadap kemungkinan tekanan inflasi.
Selanjutnya respon kebijakan moneter didasarkan kepada hasil assessment tersebut.
Perlu disampaikan pula bahwa pengendalian inflasi tidak bisa dilakukan hanya
melalui kebijakan moneter, melainkan juga kebijakan ekonomi makro lainnya
seperti kebijakan fiskal dan kebijakan di sektor riil. Untuk itulah koordinasi
dan kerjasama antar lembaga lintas sektoral sangatlah penting dalam menangani
masalah inflasi ini.
Sasaran
akhir kebijakan moneter BI di masa depan pada dasarnya lebih diarahkan untuk
menjaga inflasi. Pemilihan inflasi sebagai sasaran akhir ini sejalan pula
dengan kecenderungan perkembangan terakhir bank-bank sentral di dunia, dimana
banyak bank sentral yang beralih untuk lebih memfokuskan diri pada upaya
pengendalian inflasi. Alasan yang mendasari perubahan tersebut adalah, pertama
bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa dalam jangka panjang kebijakan moneter
hanya dapat mempengaruhi tingkat inflasi, kebijakan moneter tidak dapat
mempengaruhi variabel riil, seperti pertumbuhan output ataupun tingkat
pengangguran. Kedua, pencapaian inflasi rendah merupakan prasyarat bagi
tercapainya sasaran makroekonomi lainnya, seperti pertumbuhan pada tingkat
kapasitas penuh (full employment) dan penyediaan lapangan kerja yang
seluas-luasnya. Ketiga, yang terpenting, penetapan tingkat inflasi rendah
sebagai tujuan akhir kebijakan moneter akan menjadi nominal anchor berbagai
kegiatan ekonomi.
Strategi yang digunakan oleh BI dalam
mencapai sasaran inflasi yang rendah adalah :
- mengkaji efektivitas instrumen moneter dan
jalur transmisi kebijakan moneter.
- menentukan sasaran akhir kebijakan moneter.
- mengidentifikasi variabel yang menyebabkan
tekanan-tekanan inflasi.
- memformulasikan respon kebijakan moneter.
Dapat ditambahkan bahwa laju
inflasi yang diperoleh dari indeks harga konsumen (IHK) sebagai sasaran akhir dan laju inflasi
inti (core atau underlying inflation) sebagai sasaran operasional.
Dan
ada beberapa kebijakan moneter, kebijakan fiscal, dan kebijakan non moneter
yang dilakukan pada saat inflasi terjadi :
Kebijakan
moneter :
• Politik diskoto (Politik uang ketat)
• Politik diskoto (Politik uang ketat)
• Politik pasar terbuka
• Peningkatan cash ratio
Kebijakan fiskal :
• Mengatur penerimaan dan pengeluaran
pemerintah.
• Menaikkan pajak
Kebijakan Non Moneter :
• Mendorong agar pengusaha
menaikkan hasil produksinya.
• Menekan tingkat upah.
• Kebijakan penentuan harga
dan indexing. Dll
2. Jelaskan faktor utama yang
menyebabkan timbulnya perdagangan internasional?
Perdagangan Internasional sangat dibutuhkan
untuk seleruh Negara, karena setiap Negara membutuhkan barang-barang yang tidak
bisa diproduksi di Negara-nya. Dan perdagangan Internasional ini memiliki
peraturan-peraturan yang berbeda dalam melakuakan transaksi.
Secara faktor yang menyebabkan timbulnya perdagangan Internasional adalah
:
- Perbedaan
Kekayaan SDA dan SDM :
Hal ini Terjadi karena setiap Negara memiliki
sumber daya yang berbeda-beda, dan oleh karena itu setiap Negara juga menghasilkan
barang yang berbeda-beda pula. Ada
beberapa Negara yang dapat memproduksi barang yang melimpah karena memiliki SDA
dan SDM yang sangat besar. Sementara ada pula Negara yang kekurangan produksi
barang tersebut karena memiliki SDA dan SDM yang kurang memumpuni.
- Perbedaan Kepemilikan Faktor Produksi
Suatu Negara mungkin memiliki faktor produksi
tenaga kerja dengan upah murah melimpah,
tetapi tidak memiliki modal yang cukup, sementara Negara lain sebaliknya
memiliki modal melimpah, tetapi tidak banyak memilii tenaga kerja. Perbedaan
ini menyebabkan setiap Negara akan memproduksi sesuai dengan faktor produksinya
masing-masing. Sehingga menyebabkan timbulnya perbedaaan jumlah produksi.
- Perbedaan Ilmu Pengetahuan dan
Penguasaan IPTEK
Beberapa negara yang telah menggunakan
teknologi lebih modern dapat memproduksi barang dengan harga lebih murah
daripada yang menggunakan teknologi sederhana.dan setiap Negara memiliki
tingkat kemampuan dalam pengusaan IPTEK, sehingga Negara yang memiliki tingkat
kemampuan penguasaan IPTEK yang sangat tinggi Negara tersebut dapat memproduksi
barang dengan sangat efisien, dan sebaliknya.
- Perbedaan Harga Barang
Perbedaan ini mendorong masyarakat untuk
melakukan perdagangan internasional, karena di pasar internasional barang yang
diproduksi oleh masyarakat tersebut dapat dijual dengan harga yang berkali kali
lipat daripada menjualnya di Negara nya sendiri.
- Perbedaan Selera Masyarakat
Perbedaan ini adalah perbedaan kebudayaan
yang dianut oleh masyarakat dan juga perbedaan gaya hidup setiap Negara yang berbeda,
sehingga mendorong timbulnya perdagangan internsional.
Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut :
- Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
- Faktor alam/ potensi alam
- Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara
- Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi
- Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut.
- Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya keterbatasan produksi.
- Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
- Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.
- Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.
3.
Sebutkan
ciri-ciri suatu Negara yang telah berhasil menumbuhkan Negara jika dilihat dari
...
- Ciri-ciri negara maju
Ciri-ciri negara maju dilihat
dari segi penduduk
1.Pertumbuhan penduduknya rendah
2.Angka beban ketergantungan rendah
3.Jumlah penduduk sedikit
Ciri-ciri negara maju dilihat dari segi ekonomi
1.Pendapatan per kapita tinggi
2.Mata pencaharian utama di sektor industri, jasa, dan perdagangan
3.Sumber daya alam dimanfaatkan secara optimal
4.Ketersediaan modal
Ciri-ciri negara maju dilihat dari segi sosial budaya
1.Tidak percaya pada hal-hal yang tidak bisa diterima akal
2.Mempunyai etos kerja dan pola pikir yang baik
3.Disiplin dan teratur dalam kehidupan sosialnya
4.Menghargai HAM dan gender
5.Mempunyai kesadaran hukum yang tinggi
Ciri-ciri negara maju dilihat dari segi kemajuan teknologi
Menguasai teknologi modern.
1.Pertumbuhan penduduknya rendah
2.Angka beban ketergantungan rendah
3.Jumlah penduduk sedikit
Ciri-ciri negara maju dilihat dari segi ekonomi
1.Pendapatan per kapita tinggi
2.Mata pencaharian utama di sektor industri, jasa, dan perdagangan
3.Sumber daya alam dimanfaatkan secara optimal
4.Ketersediaan modal
Ciri-ciri negara maju dilihat dari segi sosial budaya
1.Tidak percaya pada hal-hal yang tidak bisa diterima akal
2.Mempunyai etos kerja dan pola pikir yang baik
3.Disiplin dan teratur dalam kehidupan sosialnya
4.Menghargai HAM dan gender
5.Mempunyai kesadaran hukum yang tinggi
Ciri-ciri negara maju dilihat dari segi kemajuan teknologi
Menguasai teknologi modern.
4.
Benarkah
Inflasi itu selalu merugikan?
Menurut Pendapat
Saya :
Inflasi itu
tidak selalu merugikan bahkan inflasi juga memiliki dampak positif, yaitu dapat
meningkatkan perekonomian di Negara tersebut, dapat membuat orang-orang
bergairah untuk rajin bekerja karena saat itu upah akan naik dan harga barang
pun naik sehingga membuat para pengusaha dan investor ramai-ramai melakukan
produksi barang yang sangat tinggi dan melakukan penanaman modal di Negara
tersebut, dapat memimbulkan lapangan pekerjaan yang sangat luas karna pengusaha
meningkatkan jumlah produksi sehingga membutuhkan tenaga kerja yang banyak
sehingga menimbulkan lapangan pekerjaan yang sangat luas. Tetapi semua dampak
positif itu hanya terjadi pada saat inflasi
ringan dan inflasi sedang saja.
Sedangkan
pada saat terjadi inflasi berat dan hiperinflasi. Maka, keadaan
perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak
bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena
harga meningkat dengan cepat. Para penerima
pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh
juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka
menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Sumber :